Kemari Mari Kita Ngopi

Search

Saturday, December 7, 2019

Sepagi Kopi di Hari yang Monoton


Dan pagi ini aku terbangun. Kemudian mengingat pengumuman hari kemarin bawasannya Sabtu tanggal .. Desember 2019 pekerjaan diliburkan. Sekarang tanggal berapa?. Setelah itu aku mengambil hp membuka Whatsapp yang nol chat kemudian melihat story.

Lalu aku mandi, ganti baju, masak nasi, mencari hp, membuka Whatsapp yang nol chat lagi, melihat story lagi, lalu membacot story orang agar gak malu malu in masak nol chat. Seperti biasa. Seperti hari-hari lalu. Tak berbeda,tak berubah.

Teman seperjuangan dari samping rumah datang menghampiriku yang sedang berada diteras rumah, membawakanku dua gelas kopi hitam beserta rokok Sampoerna Kretek.

Libur bagiku adalah hari yang monoton, juga mungkin teman baruku ini merasakan hal yang sama.

Hampir penghujung tahun. Sekeliling sudah ribut dengan rencana-rencana perayaan. Sambil menghisap rokok dan tentunya menikmati kopi akupun membuka Whatsapp lagi. Kali ini ada yang beda.

Beberapa teman menanyakan kepulangan dan mengajak saya untuk menikmati akhir tahun. Ada yang mengajak bakar bakar, nge camp di pantai dan juga melihat kembang api yang sebenarnya saya ingin melihatnya dengan seseorang.

Ajakan-ajakan itu tak ku beri tanggapan. Semua orang terlihat sibuk. Terlihat berbahagia dengan khayalan-khayalan didalam kepala. Tentang tahun depan yang akan lebih baik dari tahun ini, tentang resolusi-resolusi.

Membosankan.....

Setiap akhir tahun selalu begini. Membuat janji. Merayakan sesuatu, entah perpisahan entah pertemuan. Dan aku juga selalu begini, menolak ajakan dan melewati malam yg menurutku sama saja dengan malam-malam sebelumnya, seperti biasa.

Ini masih pagi. Tetangga-tetangga dan orang lain sudah ribut riuh oleh beragam pikiran dalam kepala. Aku menyeruput kopi. Mendengarkan cerita teman saya dengan cerita yang tidak sepenuhnya ku mengerti. Tapi aku berlagak mengerti lalu meng-iya-kan nya saja. Beberapa tetangga menghampiri kami berdua, membicarakan soal tahun baru. Begitu kegirangan dan antusias mereka.

Aku menyalakan rokok lagi. Lalu menghabisakan kopi yang sudah tak panas lagi. Kemudian membuka whatsapp lagi, melihat story orang yang kusukai.

Nampaknya hanya kopi yang dapat menghangatkan pagi yang cerah ini, dari kepala sampai ujung kaki yang masuk lewat kerongkongan kemudian jatuh ke perut.

.

Wajah-wajah bahagia. Resolusi-resolusi mereka. Senyuman para tetangga. Ini bukan pagiku yang biasa. Ini bukan kopiku yang biasa dan ini bukan diriku yang biasa.

Dan diantara keriuhan segala rencana perayaan pergantian tahun ini, aku meminum kopi dengan sebuah senyuman. Diantara pikiran-pikiran, masalah dan beban, aku memikirkanmu.

Pagi ini memang bukan pagiku seperti biasa. Karena pagi ini, aku meminum kopi yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.

Meminum kopi sambil merindukan seseorang.

Dan itu kamu.

No comments:

Post a Comment